Kamis, 19 Mei 2011

Sakit Itu dari Pikiran


Mengapa banyak orang memerlukan penghilang rasa sakit bahkan hanya untuk duduk di kursi dokter gigi? Dan bagaimana mungkin para pemain rugby dapat terus mengikuti pertandingan bahkan dengan tulang lengan yang patah?

Pengajar di Sydney University Lorimer Moseley telah menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari masalah itu, dan muncul dengan jawaban yang tak terlalu mengejutkan.

Dalam proyek penelitian baru-baru ini, yang disiarkan di dalam terbitan paling akhir Current Biology, Moseley dan rekannya mendapati ukuran anggota badan yang sakit dapat mempengaruhi persepsi mengenai rasa sakit.

Sebanyak 10 orang dengan lengan yang sakit memandang anggota tubuh mereka yang rusak melalui kaca yang memperbesar atau memperkecil. Kalau anggota badan tersebut dibuat terlalu besar, persepsi pasien mengenai rasa sakit menjadi lebih kuat.

Sebaliknya, ketika pembengkakan direkayasa hingga berkurang, pembengkakan yang sesungguhnya berkurang dan pasien tak merasa terlalu sakit.

Penjelasan itu yang mungkin ialah otak menanggapi masukan dan bertindak sesuai dengannya.
Jadi, ketika kepala Anda terbentur, jangan melihat ke cermin dan terpana dengan ukuran pembengkakan. Reaksi mengenai rasa sakit yang berkurang ialah memikirkan tak ada pembengkakan sama sekali.

Sumber : xinhua/ant/ri pada http://republika.co.id/berita/22717.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar